Kegiatan ROOTS

ROOTS (Anti Perundungan dan Kekerasan)

Apa Itu Program Roots?

Program pencegahan perundungan berbasis sekolah yang telah telah dikembangkan oleh UNICEF Indonesia sejak tahun 2017 bersama Pemerintah Indonesia, akademisi, serta praktisi pendidikan dan perlindungan anak.

Program Roots merupakan model intervensi berdasarkan bukti ilmiah yang telah dikembangkan untuk mencegah perundungan di sekolah dengan melibatkan siswa sebagai agen perubahan untuk membantu menciptakan iklim yang positif di sekolah.

Roots juga mengadopsi dan mengkombinasikan komponen pengetahuan dan keterampilan guru untuk mampu menerapkan praktik disiplin positif, yang telah dikembangkan oleh UNICEF di beberapa wilayah di Indonesia.

Program Roots Indonesia ini akan dimasukkan ke dalam kegiatan sekolah,khususnya bagi sekolah yang sudah menerapkan kurikulum Sekolah Penggerak, di mana siswa, guru, dan pegawai sekolah akan mendesain kegiatan Roots di sekolah sesuai kebutuhan dan konteks lokal yang diikuti dengan internalisasi desain kegiatan tersebut di sekolah.


Tujuan Program Roots?

Tujuan Umum:

Membangun interaksi positif di sekolah dengan memusatkan peran pelajar di sekolah sebagai ‘Agen perubahan’ untuk menyebarkan pesan dan perilaku baik di lingkungan sekolah, khususnya kepada teman sebaya.

Tujuan Khusus:

  • Menyamakan pemahaman tentang pencegahan dan penanganan perundungan di sekolah

  • Mencegah, menanggulangi, serta meminimalkan perundungan yang terjadi di sekolah.

  • Mewujudkan nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter melalui program pencegahan perundungan.

  • Menghasilkan fasilitator pencegahan perundungan di tingkat nasional (Fasilitator Nasional), daerah (Fasilitator Guru), dan sekolah (Agen Perubahan) yang terlatih untuk melakukan Program Roots Indonesia.

  • Mendorong sekolah untuk membentuk Siswa Agen Perubahan yang difasilitasi oleh fasilitator guru terlatih Program Roots untuk melakukan upaya pencegahan perundungan di sekolah.


Siapa agen Perubahan di Program Roots?


Agen Perubahan adalah 30 orang siswa paling berpengaruh yang dipilih oleh siswa-siswi lain berdasarkan teori jejaring sosial. Untuk menentukan siswa yang paling berpengaruh, fasilitator guru akan meminta seluruh siswa di sekolah (pada setiap angkatan) untuk menominasikan 10 siswa di angkatan mereka yang menghabiskan waktu paling sering dengan mereka, baik di dalam maupun di luar sekolah, secara tatap muka maupun daring.

Apa Peran dan Tanggung Jawab Agen Perubahan di Sekolah?

Siswa yang terpilih sebagai agen perubahan dalam Program Roots akan memiliki peran dan tanggung jawab sebagai berikut:

  1. Menyebarkan perilaku positif kepada siswa lainnya untuk menciptakan iklim positif di sekolah.

  2. Mengambil pembelajaran yang didapat dari pertemuan mingguan Roots untuk mengidentifikasi permasalahan yang timbul antar siswa.

  3. Mengembangkan kemampuan menemukan solusi, termasuk kemampuan untuk menghentikan perilaku perundungan dengan menjadi positive bystander.

  4. Menyusun kegiatan aksi berbasis siswa yang melibatkan seluruh sekolah (misalnya: penyebaran perilaku positif, kampanye anti perundungan di media sosial, dan lain-lain).

  5. Membuat ide-ide siswa terlihat oleh siswa lain di saat pelaksanaan Roots Day, dimana mereka bisa menunjukkan hasil karya dan perkembangan diri mereka setelah mengikuti program Roots

  6. Melapor jika mengalami atau menyaksikan perundungan di sekolah kepada pihak sekolah atau layanan yang berwenang.

(sumber : https://rootsindonesia.id)

(03/02/2022,yz)